Senin, 10 Juni 2013

PENCEMARAN LINGKUNGAN PERAIRAN SUNGAI DI JAKARTA

PENCEMARAN LINGKUNGAN PERAIRAN SUNGAI DI JAKARTA

PENCEMARAN LINGKUNGAN PERAIRAN SUNGAI DI JAKARTA
Oleh : Agus Widiyanto


1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diawal tahun 2002 yang lalu, banjir besar melanda kawasan Jakarta dan sekitarnya. Banjir tahunan kali ini nyaris menenggelamkan sebagian besar wilayah Jakarta, Bekasi dan Tangerang; sehingga membuat warga setempat menderita. Permukiman, sekolah, perkantoran dan pusat perbelanjaan terendam; sarana dan prasarana transportasi, penerangan listrik, air bersih dan telepon seketika lumpuh serta wabah penyakit senantiasa mengancam kesehatan mereka. Situasi benar-benar mencekam dan tidak menentu beberapa waktu, membuat Gubernur Sutiyoso menetapkan DKI Jakarta dalam kondisi darurat (Siaga I).
Berbagai argumen terlontar untuk menjelaskan sebab terjadinya banjir tersebut, mulai dari intensitas curah hujan yang sangat tinggi; rusaknya kawasan konversi dan konservasi lahan di Bogor, Puncak dan Cianjur (BOPUNJUR) sebagai akibat munculnya pembangunan vila, hotel dan restoran yang tidak terkendali; pelanggaran peruntukan lahan rawa-rawa menjadi kawasan permukiman, seperti perumahan Pantai Indah Kapuk (PIK); reklamasi pantai utara (Pantura); tersendatnya proyek Banjir Kanal Timur sebagai bagian penting masterplan pengendalian banjir; kesemrawutan pengelolaan 13 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melewati Jakarta; pelanggaran tata ruang perkotaan; hingga akibat imbas perubahan ikllim global.
Terlepas dari berbagai pendapat tersebut diatas, banjir dipandang dari aspek ekologis adalah merupakan peristiwa fisik yang terjadi di dalam lingkungan hidup manusia. Antara manusia dan banjir terdapat hubungan yang erat. Banjir akan mempengaruhi kehidupan manusia, sedang manusia itu sendiri sedikit banyak mempunyai andil terhadap terjadinya banjir. Sehingga dapat dikatakan bahwa banjir dan manusia sesungguhnya mempunyai ikatan ekologis dan suatu saat banjir dan manusia itu akan membentuk suatu ekosistem. Ikatan batin (timbal balik) tersebut senantiasa mengarah kepada bentuk keseimbangan dan inilah yang biasa disebut sebagai keseimbangan ekosistem.
Menurut Amsyari (1997) apabila di dalam lingkungan manusia terjadi sesuatu yang mengancam ekosistem manusia yang disebabkan akibat perbuatannya, maka terjadilah apa yang dinamakan pencemaran lingkungan hidup. Dan peristiwa banjir, bila terjadi sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari aktivitas manusia (membuang sampah ke sungai dan penebangan hutan) dan jika banjir itu dampaknya mengancam
Pencemaran Lingkungan Perairan Sungai Salah Satu Faktor … (Susmarkanto) 13
eksistensi manusia sebagai organisme hidup, maka jelas bahwa masalah banjir ini adalah masalah pencemaran lingkungan hidup.
Salah satu masalah lingkungan yang menjadi problem utama di DKI Jakarta sampai saat ini adalah pencemaran lingkungan perairan sungai. Hasil penelitian dan pemantauan berbagai perguruan tinggi, instansi terkait dan masyarakat peduli lingkungan (LSM); menunjukkan bahwa pencemaran di sejumlah 13 sungai beserta anak sungainya yang membelah Ibukota ini ternyata telah melampaui batas ambang dengan kandungan limbah semakin tinggi ke arah hilir dan muara. Kandungan limbah yang berasal dari buangan limbah industri dan rumah tangga ini lambat laun mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan sungai. Pendangkalan sering menimbulkan banjir karena kemampuan (daya tampung) sungai untuk mengalirkan air hujan ke laut mulai berkurang. Jadi ada korelasi antara pencemaran lingkungan sungai dengan banjir.


1.2. Tujuan
Pengkajian ini bertujuan untuk :
1) Mengetahui salah satu faktor penyebab banjir yang senantiasa melanda DKI Jakarta dan sekitarnya
2) Mengidentifikasi sumber pencemaran lingkungan sungai dan latar belakang sosial budaya perilaku masyarakat dalam membuang sampah dan limbahnya
3) Memberikan alternatif solusi pengendalian dan pengelolaan banjir di DKI Jakarta dan daerah-daerah lainnya.

1.3. Metodologi
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka data yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan depth interview dengan para pakar lingkungan dan para pakar sosial budaya yang dimaksudkan untuk mengetahui secara khusus dan mendalam tentang prinsip-prinsip pencemaran lingkungan dan sistem nilai budaya yang melatar belakangi perilaku masyarakat dalam membuang sampah dan limbahnya. Sedangkan data sekunder didapat dari hasil/laporan penelitian dari berbagai perguruan tinggi, instansi terkait dan masyarakat peduli lingkungan (LSM). Untuk melengkapi data dilakukan studi kepustakaan.

2. BAHASAN

2.1. Pencemaran Sungai
Sosok pencemaran lingkungan perairan sungai dapat dilihat di sungai Ciliwung, sebuah sungai yang sudah melegenda bagi masyarakat Betawi di Jakarta. Aliran sungainya yang mengalir sepanjang kurang lebih 72 kilometer dari wilayah Jawa Barat (Bogor) melintasi kota Jakarta ini merupakan salah satu sungai yang menjadi sumber air minum (PAM) warga Jakarta. Namun berdasarkan hasil penelitian dan analisa laboratorium yang telah dilakukan oleh JSSP (Jakarta Sewerage and Sanitation Project), disebutkan bahwa kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand) di sungai yang bermuara di Teluk Jakarta itu, sudah melebihi ambang batas yang berlaku.
Kasus yang sama juga terjadi di Bekasi, Menurut hasil penelitian Pusat Peran Serta Masyarakat (PPM) Bekasi dikemukakan bahwa delapan sungai di Bekasi saat ini tercemar limbah sangat tinggi. Sebagai contoh, padatan terlarut yang terdapat di sungai Blencong mencapai 26.130 mg/1, lebih dari pertumbuhannya, yaitu : 1.000 mg/l. Kandungan amoniak juga sangat tinggi, yaitu 11,60 mg/l; padahal idealnya adalah 0,01 mg/l atau yang diperbolehkan adalah 2 mg/l. Kandungan amoniak sungai Bojong juga sangat tinggi, yaitu 19,52 mg/l; begitu juga dengan sungai Kaliabang Hilir yang mencapai 59,06 mg/l.

2.2. Sumber Pencemaran Sungai

2.2.1. Limbah Industri

Sumber pencemaran sungai-sungai di Jakarta penyebabnya adalah berasal dari buangan limbah industri. Menurut Soerjani (1991) pencemaran yang diakibatkan oleh buangan limbah industri ini menyebabkan pencemaran kualitas air sungai berupa :
a. Turunnya kandungan oksigen (O2) yang larut kedalam badan air
b. Naiknya kekeruhan air dan warna air
c. Tingginya kadar PH dan meningkatnya toksinitas (keracunan)
Akibatnya air baku Perusahaan Air Minum DKI Jakarta (PAM Jaya) yang bersumber dari sungai Ciliwung sering tidak memenuhi persyaratan sebagai air bersih untuk diminum. Untuk meminimalkan dampak racun limbah pada air yang dikonsumsi warga ibukota, maka biaya produksi pengolahan air oleh PDAM Jaya meningkat dan akibatnya lebih lanjut akan dibebankan kepada pelanggan (konsumen air PAM).
14 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.3, No. 1 Januari 2002 : 13-16
Walaupun di Indonesia belum ada kasus yang mengungkap masyarakat keracunan akibat minum air PAM, tapi UNICEF mengatakan setiap tahunnya ada sekitar 5 juta anak yang tewas dinegara berkembang karena keracunan air minum (Kompas, 29 Januari 1989). Ironis tampaknya, industrialisasi yang pada mulanya bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat, ternyata mempunyai dampak negatif yang dapat menyengsarakan manusia.

2.2.2. Limbah Rumah Tangga
Sumber pencemaran sungai DKI ini bukan hanya disebabkan oleh limbah industri saja tetapi juga berasal dari buangan limbah rumah tangga (permukiman). Bahkan buangan limbah manusia yang berupa sampah, air kotor (tinja), deterjen dan sisa minyak andilnya lebih besar bila dibandingkan dengan limbah industri. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh P4L (Pusat Penelitian Pengembangan Perkotaan dan Lingkungan DKI Jakarta) dikemukakan bahwa 80% sumber pencemaran sungai yang mengalir di Jakarta ini berasal dari limbah rumah tangga dan hanya 20% yang berasal dari buangan limbah industri.
Buangan deterjen dan sisa minyak yang membaur dengan sampah terlihat dengan jelas disetiap pintu air, tonggak jembatan dan muara. Sedangkan limbah manusia berupa tinja, terlihat dengan semakin banyaknya “helikopter” (WC terapung) yang landing sepanjang sungai sehingga tak mengherankan apabila helikopter tersebut mempunyai peluang untuk didaftarkan ke Musium Rekor Indonesia (Muri) pimpinan Jaya Suprana sebagai WC terpanjang di dunia (?).
Tinja memang dapat larut ke dalam badan air, tapi bakterinya berpotensi menimbulkan berbagai penyakit. Akibatnya banyak penduduk yang biasa mandi dan cuci disungai dijangkiti penyakit kulit (gatal-gatal).

2.3. Konsepsi Nilai Budaya Masyarakat Terhadap SungaiDitinjau dari sudut pandang antropologis (sosial budaya), kecenderungan orang atau masyarakat untuk membuang limbah dan kotoran ke sungai telah menjadi adat atau kebiasaan, sejak dahulu kala jauh sebelum adanya sarana dan prasarana sanitasi lingkungan seperti : jamban keluarga (WC) dan Tempat Sampah (TPS dan TPA).
Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan, dikemukakan bahwa adat adalah wujud ideal dari kebudayaan yang berfungsi sebagai pengatur kelakuan manusia. Oleh karena sistem kelakuan atau perilaku masyarakat membuang limbah atau sampah tersebut sudah berlangsung lama (turun temurun), maka tindakan atau konsepsi itu telah menjadi sistem nilai budaya (culture value system) yang mempengaruhi pola berpikir mereka dan menjadi pedoman berperilaku.
Dalam konteks ini Barbara Ward dan Rene Dubos menilainya sebagai suatu paradoks. Disatu pihak manusia memanfaatkan air sungai untuk keperluan hidup sehari-hari, seperti : mandi, cuci dan sumber air minum, tetapi dilain pihak mereka mempergunakan sungai sebagai tempat pembuangan sampah tampaknya masih melekat dalam alam pikiran manusia sampai sekarang ini. Bukan hanya dilakukan oleh orang desa yang masih lugu dan berpendidikan rendah saja, melainkan juga orang-orang kota dan para industriawan di kota-kota besar yang berpendidikan tinggi dan modern sekalipun. Semuanya masih mempunyai pola pikir primitif yaitu sungai adalah tempat untuk membuang limbah, pollutan atau kotoran baik yang berasal dari limbah rumah tangga dan limbah industri.

3. KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan pengkajian diatas, maka dapat disimpulkan :
1) Perilaku masyarakat dan industriawan dalam membuang limbah dan kotorannya ke sungai merupakan sumber/faktor penyebab pencemaran lingkungan perairan sungai, sehingga sungai mengalami pendangkalan dan penyempitan yang berakibat lebih lanjut timbulnya banjir karena daya dukung sungai untuk menampung dan mengalirkan air hujan ke laut sudah mulai berkurang.
2) Konsepsi sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah telah menjadi adat kebiasaan dan sistem nilai budaya masyarakat di perdesaan maupun di perkotaan. Perilaku menyimpang ini mempunyai andil terhadap terjadinya banjir yang setiap saat mengancam eksistensi manusia.
3) Pencemaran air sungai sangat besar pengaruhnya bagi hajad hidup orang banyak karena berbagai kepentingan terkait di dalamnya, antara lain untuk cuci, mandi, sumber air minum, transportasi, perikanan dan irigasi sawah. Bahkan sungai juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, olah raga dan rekreasi. Namun dalam perkembangan peradapan manusia
Pencemaran Lingkungan Perairan Sungai Salah Satu Faktor … (Susmarkanto) 15
di era millenium ini, sungai dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah yang praktis dan murah. Akibatnya kondisi perairan sungai semakin kritis dan harus segera dibenahi pengendalian dan pengelolaannya jika tidak ingin perairan sungai menjadi kehilangan fungsi sesuai dengan peruntukannya.
Akhirnya, dalam upaya menciptakan lingkungan perairan sungai yang bersih dan bebas banjir, maka perlu langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pemasyarakatan (sosialisasi) kesadaran lingkungan melalui gerakan moral dan sosial berupa sentuhan atau motivasi agar masyarakat peduli terhadap lingkungan perairan sungai.
2) Program Kali Bersih (Prokasih) dan Gerakan Ciliwung Bersih serta sejenisnya agar dilanjutkan kembali dan kalau perlu dilembagakan disertai dengan upaya penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran di bidang lingkungan hidup.

DAFTAR KEPUSTAKAAN1. Amsyari, Fuad; 1997 : Prinsip-prinsip Masalah Lingkungan, Ghalia, Indonesia
2. Akbar, Arifin; 1998 : Pengelolaan Limbah Domestik dan Industri di DAS Ciliwung, makalah disampaikan dalam Seminar Sehari Gerakan Ciliwung Bersih, 22 Agustus 1989, Pusat Penelitian SDM dan Lingkungan Universitas Indonesia, Jakarta.
3. Koentjaraningrat; 1974 : Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta.
4. Minor, Lewis J; 1983 : Sanitation, Safety and Enviromental Standart, dikutip dari harian KOMPAS, Senin 4 Januari 1993.
5. Soerjani, M; 1991 : Kearifan Manusia Dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan, PPSM & L Universitas Indonesia, Jakarta.
6. Ward, Barbara & Dubos, Rene : Hanya Satu Bumi, dikutip dari Harian KOMPAS, Senin 4 Januari 1993.

Selasa, 19 Maret 2013

Pencemaran Lingkungan oleh AGUS WIDIANTO

PENCEMARAN LINGKUNGAN


 
         Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.[1].
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

PENGERTIAN LINGKUNGAN DAN JENIS-JENISNYA

        Pencemaran” adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
Pencemaran lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:


A.Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan
        Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.


a. Pencemaran Air
        Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan terjadi aliran DDT

b. Pencemaran Tanah
         Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik), industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun sampah anorganik biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik, logam dan kaleng.
Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan kualitas tanah.

c. Pencemaran Udara
        Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat. 



1) Pencemar Udara Berbentuk Gas
       Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.


2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
        Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.
Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan mencemari udara.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN LINGKUNGAN
·                      Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
·         Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
·         Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor.
·         Pengolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.
·         Proses-proses dalam pabrik.
Sisa-sisa buangan dari aktivitas-aktivitas tersebut  di atas.
            Pencemaran lingkungan ini sudah terjadi sejak jaman dahulu kala, sejak adanya manusia, tetapi baru abad 20 pencemaran yang diakibatkan karena manusia ini menjadi pokok bahasan pada semua kalangan masyarakat dan perlu mendapat penanganan dan pengawasan secara serius.
Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagai hasil sampingan perbuatan manusia meliputi;
·         Faktor Industrialisasi
·         Faktor Urbanisasi
·         Faktor Kepadatan Penduduk
·         Faktor Cara Hidup
·         Faktor Perkembangan Ekonomi
            Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi secara kompleks. Apabila salah satu faktor terjadi, maka faktor lainnya dapat terjadi, dengan demikian terjadinya pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari.
            Contoh-contoh faktor-faktor yang sangat mengganggu lingkungan hidup antara lain:
A.    Faktor Industrialisasi
a.       Pertambangan, transportasi, penyulingan dan pengolahan bahan hingga menghasilkan barang yang dapat digunakan.
b.      Pertambangan, transportasi, penyulingan dan penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan energi.
c.       Sisa-sisa buangan yang dihasilkan sebagai hasil sampingan selama proses-proses di atas.
d.      Faktor Urbanisasi
e.       Pembukaan hutan untuk perkampungan, industri dan sistem
f.       transportasi.
g.      Penimbunan atau menumpuknya sisa-sisa buangan/sampah dan hasil?samping selama proses-proses di atas.
B.     Faktor Kepadatan Penduduk
a.       Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal/perumahan.
b.      Meningkatnya kebutuhan pangan dan kebutuhan energi.
c.       Meningkatnya kebutuhan barang-barang konsumsi dan bahan-bahan untuk hidup.
d.      Faktor Cara Hidup
e.       Penggunaan barang kebutuhan secara berlebihan sehingga terbuang percuma.
f.       Tuntutan akan kemewahan.
g.      Pemborosan energi.
h.      Faktor Perkembangan Ekonomi
i.        Meningkatnya penggunaan bahan sumber, misal BBM, hasil hutan.
j.        Meningkatnya sisa-sisa buangan sebagai hasil sampingan produksi barang-barang kepentingan dalam pabrik dan meningkatnya bahan pencemaran
Tabel 1 AKTIVITAS MANUSIA DAN HASIL SAMPING YANG DITIMBULKAN

Jenis Aktivitas
Hasil Samping yang ditimbulkan
1
Rumah Tangga
Pembuangan kotoran, air kotoran Sampah Pencemaran udara Kebutuhan tempat tinggal, dan lain-lain
2
Transportasi
Pencemaran Udara Pencemaran Air Pencemaran Suara Kecelakaan Kebutuhan tanah untuk jalan, dan lain-lain
3
Industri dan Pabrik
Pencemaran Udara Pencemaran Air Pencemaran tanah Sampah/sisa-sisa sebagai buangan Pencemaran panas Suara/kebisingan Kebutuhan tanah, dan lain-lain.
4
Pertambangan
Pencemaran udara karena demu Pencemaran air Sampah/sisa-sisa sebagai buangan Kebutuhan tanah, dan lain-lain.
5
Pertanian
Pencemaran Air Pencemaran tanah Buagan kotoran Kebutuhan tanah, dan lain-lain.
Tabel 2 SUMBER ENERGI DAN PENGARUHNYA
No
Sumber Energi
Pengaruh pada lingkungan
1
Energi Matahari
Pertambangan bahan-bahan galian Pemanfaatan tempat tinggal
2
Batubara
Pertambangan Pencemaran udara karena pembakaran Pencemaran panas
3
Minyak Bumi
Pencemaran udara karena pembakaran Pencemaran air
4
Gas Alam
Pencemaran udara karena pembakaran
5
Nuklir
Pencemaran udara karena radiasi Pemcemaran panas Penumpukan sisa buangan
6
Biomass
Penggunaan tanah Pencemaran udara
AKIBAT YANG DI TIMBULKAN OLEH PENCEMARAN

1.     Punahnya Spesies

Bahan pencemar lazimnya berbahaya bagi kehidupan biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.


2.     Peledakan Hama
Penggunaan pestisida dan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali.


3.  Gangguan Keseimbangan Lingkungan
      Punahnya spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi biologis dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya, keseimbangan lingkngan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi terganggu.


4. Kesuburan Tanah Berkurang
     Penggunaan pestisida dan insektisida dapat berdampak kematian fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya hujan asam.


5.    Keracunan dan Penyakit
    Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat pada keturunanketurunannya.


6.    Pemekatan Hayati
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.


7.    Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca
Terbentuknya Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan global yang dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.
CARA MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Peranan Manusia Mengatasi Pencemaran Lingkungan

1.     Manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang terjadi akibat ulah manusia sendiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan manusia untuk mengatasi pencemaran lingkungan akan diuraikan berikut ini:
2.      Melakukan Penghijauan Salah satu cara mengatasi pencemaran tanah adalah penghijauan kembali dengan cara memberi humus tanah, sehingga tanaman kembali subur.
3.      Rotasi Tanaman Rotasi tanaman adalah  salah satu upaya yang dilakukan untuk  mempertahankan kesuburan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanam jenis tanaman yang berbeda pada tempat yang sama secara bergantian.
4.      Penggunaan Pupuk Seperlunya
5.      Penggunaan pu puk buatan seperti urea, ZA, dan NSP yang berlebihan sangat merusak lingkungan karena dapat menyebabkan eutrofikasi dan dapat meningkatkan keasaman tanah.Sebaiknya, petani menggunakan pupuk alami, seperti pupuk kompos dan pupuk kandang untuk mengurangi pencemaran tanah.
6.      Pembuatan Sengkedan
7.      Salah satu upaya untuk mengatasi kerusakan tanah karena erosi adalah dengan pembuatan sengkedan di tanah berbidang miring, seperti lereng bukit dan pegunungan. Mengapa sengkedan ini dapat mengurangi erosi? Diskusikan dengan teman sekelompokmu.
8.      Reboisasi adalah  penanaman kembali lahan-lahan yang gundul. Hal ini dilakukan untuk mengatasi erosi karena akar-akar pohon dapat menyerap air dan menahan tanah agar tidak terbawa air hujan.
9.      Daur Ulang Saat ini banyak sekali produk daur ulang yang bisa dipakai kembali.Pendaur-ulangan sampah-sampah rumah tangga dan sampah dari pasar menjadi pupuk yang dapat dimanfaatkan petani. Biasanya sampah pasar berupa sayur-sayuran yang telah membusuk. Jika diolah kembali dan ditambah kotoran hewan akan menjadi pupuk alami yang sangat baik untuk tanaman.

Usaha-usaha telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:

1. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.

2. Penanggulangan limbah industri
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.

Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.

3. Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.
4. Penghijauan dan Penanaman Pohon
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.

5. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.

Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.

Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.

6. Pengurangan pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.

Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis sampahnya.